Critical Book Report
“ Psikologi Pendidikan”
Nama : Fitra Aulia
Nim : 2161131013
Reg. A Pendidikan Bahasa Prancis
Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Medan
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Psikologi pendidikan merupakan bahan
ajar yang dapat digunakan untuk membantu untuk mengembangkan kompetensi pedagogik
bagi profesinal guru, terutama dalam menguasai konsep untuk memahami perilaku
dan proses kognitif di dalam proses belajar dan pembelajaran. Kompetensi ini
dibangun melalui proses belajar, sehingga hasilnya diperoleh berupa pembaharuan
pengetahuan, kemampuan untuk mengemas perasaan, pembahasan sikap, kecakapan
dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran untuk bertanggung jawab.
Mengingat betapa urgensinya
persoalan psikologi dalam kehidupan manusia khususnya dalam dunia pendidikan
maka factor ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari oleh banyak
orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain sebagainy.
Perkembangan psikologi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat pemekaran
disiplin, hal ini menjadikan psikologi berhak menjadi psikologi-psikologi
praktis yang termasuk di dalamnya adalah psikologi pendidikan.
Mempertimbangkan factor pertama
bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat utama untuk kegiatan belajar
mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka kehadiran dan
perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta proses ilmu
pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia. Psikologi ini
diharapkan dapat membantu pendidik dalam menerapkannya dalam proses belajar dan
pembelajaran.
TUJUAN
Critical Book Report ini bertujuan :
Critical Book Report ini bertujuan :
1.
Mengulas isi sebuah buku
2.
Mencari dan mengetahui informasi yang
ada dalam buku
3.
Melatih diri untuk berpikir kritis dalam
mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku utama dan buku
pembanding
4.
Membandingkan isi buku pertama dan buku
kedua
MANFAAT
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi
Pendidikan”
2.
Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan
tentang psikologi pendidikan
3.
Untuk mengetahui kelemahan dan kelemahan
buku utama dan buku pembanding
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Critical Book Report”.
Makalah ini berisikan tentang
kritikan beberapa buku “Psikologi Pendidikan” yang diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang isi buku tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karna
kesempurnaan hanya milik Allah dan kesalahan hanya milik manusia oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Medan, 16 Maret 2017
Penulis
BAB II
ISI BUKU
ISI BUKU
IDENTITAS BUKU
Buku Utama
Judul : Psikologi Pendidikan
Pengarang : Drs. M. Ngalim Purwanto, MP.
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
ISBN :
979-514-036-1
Cetakan : Cet 20
Tahun Terbit : 2004
Bahasa : Indonesia
Jumlah Halaman : 169 hal
Buku
Pembanding
Judul : Pikologi pendidikan
Pengarang : Prof. Dr. Sri Milfayetty S.Psi., Ms. Kons, Dr.
Anita Yus.,M.Pd,
Dra. Nuraini., S.Psi., MS, Dra. Rahmamulya
M.Pd., kons,
Drs. Edidion Hutasuhut M.pd, Dra. Zulhaini
Penerbit : Program Pasca Sarjana
Unimed
ISBN : 978-602-8207-18-8
Cetakan : 6
Tahun
Terbit : 2015
Bahasa : Indonesia
Jumlah
Halaman : 210 hal
Judul : Psikologi
Perkembangan Anak & Remaja
Pengarang
: Dr. H. Syamsu Yusuf LN.,
M.Pd.
Penerbit : Rosda
ISBN : 979-692-0200-X
Cetakan : 12
Tahun
Terbit : 2011
Bahasa : Indonesia
RINGKASAN BUKU
BAB 1
Pengertian Psikologi
Menurut arti kata-katanya maka psikologi maka
psikologi sering di terjermahkan menjadi ilmu jiwa. Yakni dari
kata psyche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang
berarti ilmu. Sebernya tersebut kurang tepat, karena bertitik tolak dari
pandangan manusia, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian
jasmani dan rohani.
Dengan singkat dapat dapat kita katakan
bahwa psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia,
tingkah laku disini di artikan secara luas ialah segala kegiatan, tindakan
perbuatan manusia yang maupun yang tidak kelihatan,yang disadari maupun tidak
disadarinya. Termasuk di dalamnya: cara berbicara, berjalan, berpikir/atau
mengambil keputusan, cara ia mengambil sesuatu, caranya beraksi terhadap segala
sesuatu yang datang dari luar dirinya, maupnun dari dalam dirinya.
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Mengingat bahwa
psiklologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada penemuan dan
aplikasi prinsip-prinsip dan teknik- teknik psikologi kedalam pendidikan, maka
ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat
hubungannya dengan pendidikan.
Yang merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan,
antara lain:
1.
Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang
perpengaruh terhadap belajar
2.
Sifat-sifat dari proses belajar
3.
Hubungan dengan tingkat
kematangan dengan kesiapan belajar
4.
Signifikansi pendidikan
terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan
belajar
5.
Perubahan-perubahan jiwa (inner
Changes) yang terjdi selama dalam belajar.
6.
Hubungan antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar.
7.
Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam
belajar.
8.
Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan
dengan pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap individu.
9.
Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal
sekolah.
10. Akibat psikologis yang
di timbulakn oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para sisiwa.
BAB II
Pembawaan, Keturunan Dan
Lingkungan
Soal Pembawaan Dan
Lingkungan
Soal pembawaan ini adalah soal yang btidak mudah
dan dengan demikian memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit.
Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologo, ahli
psikologi, dan lain-lain pemikiran dan berusaha mencari jawaban atas
pertanyaan perkembangan manusia itu tergantung pada pembawaan ataukah pada
lingkungan.
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut perlu disini di kemukakan adanya beberapa pendapat:
a.
Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan
manusia itu telah di tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir.
Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan
hasil perkembangannya. Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah
sifat-sifat pembawaannya.
b.
Aliran Empirisme
Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak
menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh
pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Pendapat
kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme paedagogis.
c.
Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa
jerman bernama William Strem. Ia berpendapat bahwa pembawaan
dan lingkungan kedua-daunya menentukan perkembangan manusi.dalam
aliran yang menganut aliran konvergansi itu sendiri masih terdapat dua aliran,
yaitu aliran yang dalam hukum konverginsi ini lebih menekankan kepada pengaruh
pembawaan dari pada pengaruh lingkungan.
Pembawaan Dan Keturunan
a.
Keturunan
Kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri
pada seseorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau
ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel
kelamin dari generasi yang lain.
Banyak para ahli yang berusuha menyelidiki
sifat-sifat kejiwaan manusia yang berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai
sekarang penyelidikan itu masih belum dapat dikatakan memuaskan hasilnya.
Adapun beberapa faktor yang menyulitkan pelaksanaan penyelidikan tersebut
dengan baik,antara lain :
·
Pada manusia tidak dapat di lakukan persilangan (kruising) mrnurut
rencana tertentu umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat berlainan
asalnya seperti yang dapat dilakukan terhadap binatang atau tumbuhan-tumbuhan.
·
Masa perkembangan manusia yhang sangat lama, sehingga
mengakibatkan sifat-sifat yang ada yang terjadi karena keturunan dapat
tersembunyi dengan lamanya, sebelum sifat-sifat itu menampakkan diri pada suatu
individu yang tertentu.
·
Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si
penyelidik tdak akan mungkin akan mengdakan pengamatan-pengamatan terhadap
lebih dari satu kerturunan.
·
Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan
hanyan sedikit sekali).
b.
Pembawaan
Agar lebih jelas lagi pengartian kita tentang
turunan dan bagaimana hubungannya atau adakah perbedaannya antara turunan dan
pembawaan, marilah kita ikuti uraian yang berikut.
Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapat
kita katajan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan
(potensi) yang dapat suatu individu dan yang selama masa perkembangannya
benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan) hanya
dengan memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability). Bentuk wataknya dan
tingkah laku sesuatu individu sajalah kita dapat mengambil kesimpulan tentang
sesuatu pembawaan yang tentu ada pada individu itu.
Struktur Pembawaan
Sifat-sifat pembawaan atau
kesanggupan-kesanggupan yang termasuk dalam struktur pembawaan itu tidak
semuanya dapat berkembang atau menunjukkan diri dalam perwujudannya. Talent atau tersembunyi jadi tetap tinggal
sebagai kemungkinan saja, yang tidak mewujudkan diri.
Adapun yang menyebabkan berkembangnya
sifat-sifat pembawaan itu sehingga menjadi wujud (actual ability) atau tetap
tinggal terpendannya suatu sifat pembawaan (potensial ability), ialah faktor-faktor
dari luar (umpamanya karena mendapat kesempatan atau latihan atau pengajaran
yang cukup) maupun faktor-faktor dari dalam (umpamanya konstitusi badan yang
demikian rupa sehingga tidak memungkinkan perkembangannya sifat-sifat
pembawaannya itu).
c.
Pembawaan Dan Keturunan
Pembawaan ( yang dibawa si anak sejak lahirnya)
adalah potensi-potensi yang aktif dan paasif, yang akan terus berkembang
mencapai perwujudannya.
Jadi kesimpulannya ialah semua yang dibawa oleh
si anak sejak lahir adalah diterima kerena kelahirannya dan marpakan factor pembawaan.
Tetapi pembawaan itu tidaklah semuanya diperoleh karena keturunan.
Sebaliknya, semuanya yang diperoleh karena keturunan adalah dapat dikatakan
pembawaan, atau lebih tepat lagi pembawaan keturunan.
d.
Pembawaan Dan Bakat
Sebenarnya kedua istilah itu pembawaan dan bakat
adalah dua istilah yang sama maksudnya, umumnya dalam buku-buku psikologi kita
dapati kedua istilah itu sejajar, sama-sama dipakai untuk satu pengertian yaitu
pembawaan (aanleg). Untuk menggantikan kata aanleg kedua istilah tersebut dapat
digunakan sama-sama dengan maksud yang sama pula.
Titik berat perrbedaannya terletak pada luas pengertiannya yang
satu mengandung pengertian yang lebih luas dari pada yang lain.
Beberapa Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan
beberapa macam pembawaan, antara lain:
·
Pembawaan Jenis
·
Pembawaan Ras
·
Pembawaan Jenis Kelamin
·
Pembawaan Perseorangan
Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang
dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain
ialah :
·
Konstitusi tubuh
·
Cara bekerja alat-alat indra
·
Sifat-sifat ingat dan
kesanggupan belajar
·
Tipe-tipe perhatian
·
Cara-cara
berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
·
Tempo dan ritme perkembangan
Lingkungan (Enveronment)
Macam-macam lingkungan
·
Lingkungan alam/luar (external or physical enveronment)
·
Lingkungan dalam (internal enveronment)
·
Lingkungan sosial atau masyarakat (social envorment)
Bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan
Menutrut Woorworth, cara-cara individu berhungan dengan
lingkungan dapat di bedakan menjadi 4 macam, di antaranya :
·
Individu bertentangan dengan lingkunganya
·
Individu menggunakan lingkungannya
·
Individu beerpatisipasi dengan lingkungannya
·
Individu menyusaikan diri dengan lingkungannya
Sebernanya ke empat macam cara hubungan individu dengan
lingkungannya itu kita dapat rangkum menjadi satu saja, yakni bahwa individu
itu senantiasa berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam arti yang luas menyusuaikan diri itu berarti ;
·
Mengubah diri sesuain dengan keadaan lingkungan (penyesuain
autoplastis)
·
Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) untuk menyesuaikan
diri
BAB III
Mengapa Manusia Berinteraksi Dengan Dunia Luar
Tenaga-Tenaga Pendorong Pada Manusia
Daya-daya/tenaga yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar itu agar dapat
berlangsung dan mengembangkan hidupnya. Daya-daya yang mendorong manusia dari
dalam untuk melakukan perbuatan itu dusebut dorongan Nafsu (driften). Yang di
maksud dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong maju yang memaksa dan
mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa benda-benda
ataupun nilai-nilai yang tertentu.
Dalam garis besarnya dorongan nafsu
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Mencari
makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap
sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya.
b) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Dorongan ingin tau,melatih dan mempelajari
sesuatu yang belum diketahuinya. Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan
kebudayaan manusia makin maju dan akin tinggi.
c) Dorongan nafsu mempertahankan
jenis
Manusia ataupun hewan secara sadar maupan tidak
sadar,selalu menjaga agar jenisnya atau keturanannya tatap berkembang dan
hidup.
Ada pula yang membagi dorongan nafsu itu mrnjadi empat macam ialah
sebagai berikut :
a.
dorongan nafsu vital
Daya
pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai-nilai atau
benda-benda yang perfaedah bagi organisme (jasad).
b.
dorongan nafsu egois
nafsu ini mendorong
manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada diri sendiri, menghargai
diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab. Hidup dorongan nafsu egois
ini berhasrat mempertinggi aku, artinya tertuju kepada perkembangan dan
kesempurnaan diri.
c.
dorongan nafsu social
hidup dorongan nafsu social, mendorong manusia
berkumpul dan mengadakan kontak dengan manusia lain berupa persahabatan,
perkawinan dan sebagainya yang memungkinkan hidup masyarakat.
d.
Dorongan Nafsu Super Social
Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk
yang lain. Dorongan nafsu yang diarahkan oleh yang maha kuasa.
BAB IV
Pengertian Berfikir
Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia
yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada satu tujuan. Kita
berfikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang kita kehendaki.
Bahasa Dan Berfikir
Berfikir adalah daya yang paling utama dan
merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat
berfikir karena mempunyai bahasa, hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah
seperti bahasa yang dimiliki manusia. Bahasa hewan adalah
bahasa instink yang tidak perlu dipelajari dan di ajarkan.
Bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan di ajarkan.
Bahasa adalah alat yang terpenting bagi
berfikir. Tanpa bahasa manusia tidak dapat berfikir.
Karena erat hubungannya antara bahasa dan berfikir itu, Plato pernah mengatakan
dalam bukunya Sophistes “ berbicara itu berfikir yang keras ( terdengar ), dan
berfikir itu adalah “ berbicara batin”.
Beberapa Macam Berfikir
·
berpikir induktif: ialah suatu proses dalam berpikir yang
berlangsung dari khusus menuju ke umum. Orang mencari ciri-ciri atau
sifat-sifat yang tertentu dari berbagai fenomena contoh sebagai penjelasan:
seseorang ahli psikologi mengadakan pendidikan dengan observasi. Bayi A setelah
dilahirkan segera menangis, bayi B juga begitu dan seterusnya.
·
Berpikir deduktif: ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke
khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori maupun prinsip
atupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Contoh
sebagai penjelasan: 1. manusia semua akan mati(kesimpulan umum) jamilah adalah
manusia (kesimpulan khusus)jamilah akan mati(kesimpulan deduksi).
·
Berpikir analogis: ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau
memperbandingkan fenomena –fenomena yang biasa atau yang pernah di alami.
Contoh: setiap hari kira-kira jam 11.00 udara di atas kota bogor keliatan
berawan tebal dan tidak lama sesudah itu hujan lebat di sore hari.
BAB V
Intelijensi
Pengertian Intelijensi
Intelegensi ialah kemampuan yang di bawa sejak
lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai
berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri pada kebutuhan
baru, dengan menggunakan alat-alat yang berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
Dari ungkapan-ungkapan yang di kemukakan di
atas, dapat kita ketahui bahwa :
·
intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat
bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,perhatian, minat dan
sebagainya turut mempengaruhi intelijensi seseorang).
·
Kita hanya dapat mengatahui intelegensi, dari tingkah laku atau
perbuatanya yang tampak. Intelijensi hanyan dapat kita ketahui dengan cara
tidak tidak langsung, melalui “kelakuan intelegesinya”.
·
Bagi suatu perbuatan intelegesi bukan hanya kemampuan yang dibawa
sejak lahir saja yang penting faktor-faktor dan pendidikan yang memang menjadi peranan.
·
Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan
tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk
mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
Ciri-Ciri Intelegensi
·
Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang
baru yang bersangkutan
·
Perbuatan intelegensi sifatnya
serasi tujuan dan ekonomis
·
Masalah yang dihadapi,
harus mengandung tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan
·
Keterangan
pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat
·
Dalam berbua tintelijensi sering kali menggunakan daya
mengabstraksi
·
Perbuatan intelegensi bercirikan kecepatan
·
Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang
mengganggu jalannya pemecahan masalah yang sedang di hadapi
Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi Seseorang
1.
Pembawaan : pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan cirri yang
dibwa sejak sejak lahir.
2.
Kematangan: tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap orang (fisik maupan psikis) dapat dikatakan telah matang
jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
3.
Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri seseorang yang
mempengaruhi intelijensi.
4.
Minat pembawaan yang khas:
minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan pendorong bagi
perbuatan itu.
5.
Kebebasan:
kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu
dalam memecahkan masalah-masalah.
Semua faktor tersebut
diatas bersangkut paut sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya
seorang anak kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor
tersebut di atas. Intelejensi adalah faktor total keseluruhan pribadi yang turut
serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.
Tes Intelegensi
Tes biner simon terdiri dari sekumpulan
pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompokkan menurut umur (untuk anak-anak
umur 3-5 tahun) pertanyaan –pertanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala
sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah, seperti:
§ mengulang
kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
§ mengulang deretan
angka-angka
§ memperbandingkan berat
timbangan
§ menceritakan isi
gambar-gambar
§ menyebutkan nama
bermacam-macam warna
§ menyebut nama harga mata
uang
BAB VI
Motivasi
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris
motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. motivasi berasal
dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.
Macam-Macam Motivasi
Dalam membahas soal
macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dua sudut pandang, yakni motivasi yang
berasal dari dalam diri pribadi sendiri yang di sebut ”motivasi intrinsik” dan
motivasi yang berasal dari luar seseorang yang disebut ”motivasi ekstrinsik”
a.
Motivasi intrisik
Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu..
b.
Motivasi ekstrinsik
Motivasi
ekstrisik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan
tujuan belajarnya diluar factor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar
karena ingin mencapai tujuan yang terlatak di luar hal yang dipelajarinya
misalnya, untuk mencapai angka tinggi,diploma,gelar,kehormatan,dan sebagainya.
Fungsi Motivasi Dalam
Belajar
Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
§ Mendorong
timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk
belajar.
§ Motivasi
berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan
yang diinginkan.
§ Motivasi
berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu perbuatan.
BAB VII
Belajar
Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
1.
Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur
6 bulan untuk belajar berjalan, anak umur 6 bulan otot-otot dan
tulang-tulangnya masih lemah berat badan dan kekuarangan tenaganya. Bukan
ada keseimbangan yang harmonis keberanian untuk mencoba-coba belum ada. Begitu
juga mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3 sekolah dasar atau mengajarkan
ilmu filsafat kepada anak yang baru duduk di bangku SLTP.
Semua petumbuhan mentalnya
belum matang menerima pelajaran itu mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil
jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya. Potensi-potensi jasmani
dan rohani telah maang untuk itu.
2.
Kecerdasan
seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil
baik dipengaruhi oleh kecerdasannya demikian pula hal dalam mempelajari mata
pelajaran dan kecakapan-kecakapan lainya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa
asing, tidak semua anak pandai memasak, jadi dalam belajar adalah kematangan,
kecerdasan pun turut memegang peranan.
3.
Latihan dan ulangan
Latihan dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu,
maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai
dan makin mendalam. Sehingga sering kali mengalami sesuatu, seseorang dapat
timbul minatnya kepada sesuatu itu dan makin besar pula
perhatiannya, sehingga timbul hasrat mempelajarinya.
4.
Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu
organisme untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang
untuk bisa menjadi spesialis dalam bidang ilmu tertentu.
5.
Sifat-sifat pribadi seseorang.
Tiap-tiap orang mempunyai sifat kepribadiannya
masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Sifat-sifat
kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyak mempengaruhi sampai di
manakah hasil belajarnya dapat dicapai.
6.
Keadaan keluarga
Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi
bagi anak-anaknya dan adapula yang biasa-biasa saja, suasana dalam keluarga
yang bermacam-macam itu turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar
di alami dan dicapai oleh anak-anak.
7.
Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi,
rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan cara guru itu mengajarkan
pengetahuan itu kepada anak didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar
yang dapat dicapai oleh anak.
8.
Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan
perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang
baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan
mempermudah dan mempercepat balajar anak.
9.
Motivasi sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang
timbul dari dalam, maka faktor motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dari
orang-orang lain di sekutarnya misalnya, tetangga, sanak saudara yang
berdekatan dengan anak-anak itu dan demi teman-teman sepermainan dan satu
sekolah yang pada umumnya motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan
sengaja dan mungkin tidak dengan sadar atau tiba-tiba.
10.
Lingkungan dan kesempatan.
Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki
intelijensi yang baik, bersekolah yang terbaik, belum tentu pula dapat belajar
dengan baik, banyak pula anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil baik
dan tidak dapat mempertinggi belajarnya akibat tidak adanya kesempatan yang
disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk
dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya.
BAB VIII
Pengertian
Minat, Sikap dan
Kepribadian
Pengertian Minat
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu.” Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan
keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Minat juga dapat diartikan
sebagai suatu tanda kematangan dan kesiapan seseorang untuk bergiat
dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya bersifat subyektif karena
masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh
keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka
atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik,
senang atau tidak senang.
Pengertian Sikap
Sikap adalah cara
menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan
perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang obyek,
aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang
merepresentasikan suka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu.
Sikap muncul dari
berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi,
kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis
yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah
indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah
pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan individu
berperilaku dari hasil belajar sosial dari lingkungannya.
BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU
KELEBIHAN
·
Ketiga buku tersebut sangat menarik
untuk dibaca karena memuat berbagai maca informasi yang berbeda-beda mengai
psikologi pendidikan.
·
Ketiga buku tersbut sangat bermanfaat
bagi guru/calon guru (mahasiswa) untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
psikologi pendidikan.
·
Ketika buku tersebut menjelaskan secara
rinci dan detail setiap babnya sesuai dengan topik yang tertera didalam buku.
·
Ketiga buku ini sangat baik untuk dibaca
terutama untuk jurusan psikologi dan untuk calon guru karena didalam buku
tersebut bias membantu kita untuk mengetahui tumbuh dan berkembangnya peserta
didik.
·
Ketiga buku tersebut memuat beberapa
contoh –contoh yang jelas sehingga pembaca lebih mudah untuk mengerti.
·
Buku pembanding ( diktat ) terdapat
beberapa gambar dan table sehingga memudahkan kita dalam membaca dan memahami.
·
Ketiga buku tersebut banyak memaparkan
pendapat para ahli sehingga informasi yang dituangkan dalam buku tersebut dapat
dipercaya.
·
Buku utama dan pembanding kedua memiliki
cover yang bagus sehingga menarik kita untuk membacanya.
KELEMAHAN
·
Pada
buku pembanding pertama cover yang digunakan tidak bagus.
·
Ketiga
buku tersebut ada beberapa kalimat yang berbelit-belit da nada kata-kata asing
yang sulit dipahami.
·
Sistematika
pada buku diktat ada beberapa kata yang kurang seperti kata seseorang ditulis
seserng dll.
·
Pada
buku pembanding kedua sangat sedikit membahas mengenai psikologi belajar pada
anak dan remaja.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus
mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk
menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan
dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka
pencapaian efektivitas proses pendidikan. Hubungan antara teoritis dan praktis
memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seharusnya berlandaskan
pada teori pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan seharusnya
bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik
pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam
teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan.
SARAN
Dalam penulisan makalah critical
book report ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi. Penulis berharap, bahwa
dibalik ketidak sempurnaannya penulisan dan penyusunan manakalah ini adalah
ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau bahkan hikmah dari penulis, pembaca, dan
bagi seluruh Universitas Negeri Medan. Sehingga teori-teori psikologi belajar
bisa menjadi patokan dan dapat di aplikasikan ketika kita melakukan proses
belajar mengajar kelak.