Thursday 8 February 2018

cbr psikologi pendidikan



Critical Book Report
“ Psikologi Pendidikan”


Nama : Fitra Aulia
Nim : 2161131013
Reg. A Pendidikan Bahasa Prancis


Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Medan

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu untuk mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesinal guru, terutama dalam menguasai konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses belajar dan pembelajaran. Kompetensi ini dibangun melalui proses belajar, sehingga hasilnya diperoleh berupa pembaharuan pengetahuan, kemampuan untuk mengemas perasaan, pembahasan sikap, kecakapan dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran untuk bertanggung jawab.
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia khususnya dalam dunia pendidikan maka factor ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari oleh banyak orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain sebagainy. Perkembangan psikologi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat pemekaran disiplin, hal ini menjadikan psikologi berhak menjadi psikologi-psikologi praktis yang termasuk di dalamnya adalah psikologi pendidikan.
Mempertimbangkan factor pertama bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat utama untuk kegiatan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka kehadiran dan perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta proses ilmu pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia. Psikologi ini diharapkan dapat membantu pendidik dalam menerapkannya dalam proses belajar dan pembelajaran.

TUJUAN
Critical Book Report ini bertujuan :
1.          Mengulas isi sebuah buku
2.          Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3.          Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku utama dan buku pembanding
4.          Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua

MANFAAT
1.       Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Pendidikan”
2.      Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang psikologi pendidikan
3.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelemahan buku utama dan buku pembanding



















KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Critical Book Report”.
Makalah ini berisikan tentang kritikan beberapa buku “Psikologi Pendidikan” yang diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang isi buku tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karna kesempurnaan hanya milik Allah dan kesalahan hanya milik manusia oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Medan, 16 Maret 2017



                                                                                                Penulis






BAB II
ISI BUKU

IDENTITAS BUKU
Buku Utama
Judul                           : Psikologi Pendidikan
Pengarang                   : Drs. M. Ngalim Purwanto, MP.
Penerbit                       : PT. Remaja Rosdakarya
ISBN                           : 979-514-036-1
Cetakan                       : Cet 20
Tahun Terbit                : 2004
Bahasa                         : Indonesia
Jumlah Halaman          : 169 hal

Buku Pembanding
Judul                           : Pikologi pendidikan
Pengarang                   : Prof. Dr. Sri Milfayetty S.Psi., Ms. Kons, Dr. Anita Yus.,M.Pd,
                                      Dra. Nuraini., S.Psi., MS, Dra. Rahmamulya M.Pd., kons,
                                      Drs. Edidion Hutasuhut M.pd, Dra. Zulhaini
Penerbit                       : Program Pasca Sarjana Unimed
ISBN                           : 978-602-8207-18-8
Cetakan                       : 6
Tahun Terbit                : 2015
Bahasa                         : Indonesia
Jumlah Halaman          : 210 hal

Judul                           : Psikologi Perkembangan Anak & Remaja
Pengarang                   : Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.
Penerbit                       : Rosda
ISBN                           : 979-692-0200-X
Cetakan                       : 12
Tahun Terbit                : 2011
Bahasa                         : Indonesia

RINGKASAN BUKU

BAB 1
Pengertian  Psikologi
Menurut arti kata-katanya maka psikologi maka psikologi sering di terjermahkan menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa, roh, dan logos yang berarti ilmu. Sebernya tersebut kurang tepat, karena bertitik tolak dari pandangan manusia, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian jasmani dan rohani.
     Dengan singkat dapat dapat kita katakan bahwa psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, tingkah laku disini di artikan secara luas ialah segala kegiatan, tindakan perbuatan manusia yang maupun yang tidak kelihatan,yang disadari maupun tidak disadarinya. Termasuk di dalamnya: cara berbicara, berjalan, berpikir/atau mengambil keputusan, cara ia mengambil sesuatu, caranya beraksi terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, maupnun dari dalam dirinya.
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
            Mengingat bahwa psiklologi pendidikan merupakan ilmu yang memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik- teknik psikologi kedalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan.
Yang merupakan ruang lingkup psikologi  pendidikan, antara lain:
1.      Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang perpengaruh  terhadap belajar
2.      Sifat-sifat dari proses belajar
3.      Hubungan dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
4.      Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar
5.      Perubahan-perubahan jiwa (inner Changes) yang terjdi selama dalam belajar.
6.      Hubungan antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar.
7.      Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.
8.      Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap individu.
9.      Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal sekolah.
10.  Akibat psikologis yang di timbulakn oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para sisiwa.
BAB II
Pembawaan, Keturunan Dan Lingkungan
Soal Pembawaan Dan Lingkungan
Soal pembawaan ini adalah soal yang btidak mudah dan dengan demikian memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologo, ahli psikologi, dan lain-lain pemikiran dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan perkembangan manusia itu tergantung pada pembawaan ataukah pada lingkungan.
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu disini di kemukakan adanya beberapa pendapat:
a.      Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaannya.
b.      Aliran Empirisme
Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Pendapat kaum  empiris ini terkenal dengan nama optimisme paedagogis.
c.       Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William Strem. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-daunya menentukan perkembangan manusi.dalam aliran yang menganut aliran konvergansi itu sendiri masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang dalam hukum konverginsi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan.
Pembawaan Dan Keturunan
a.      Keturunan
Kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seseorang  anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri  tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain.
Banyak para ahli yang berusuha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yang berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum dapat dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun beberapa faktor yang menyulitkan pelaksanaan penyelidikan tersebut dengan baik,antara lain :
·         Pada manusia tidak dapat di lakukan persilangan (kruising) mrnurut rencana tertentu umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat berlainan asalnya seperti yang dapat dilakukan terhadap binatang atau tumbuhan-tumbuhan.
·         Masa perkembangan manusia yhang sangat lama, sehingga mengakibatkan sifat-sifat yang ada yang terjadi karena keturunan dapat tersembunyi dengan lamanya, sebelum sifat-sifat itu menampakkan diri pada suatu individu yang tertentu.
·         Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si penyelidik tdak akan mungkin akan mengdakan pengamatan-pengamatan terhadap lebih dari satu kerturunan.
·         Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan hanyan sedikit sekali).
b.      Pembawaan
Agar lebih jelas lagi pengartian kita tentang turunan dan bagaimana hubungannya atau adakah perbedaannya antara turunan dan pembawaan, marilah kita ikuti uraian yang berikut.
               Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapat kita katajan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang dapat suatu individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan) hanya dengan memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability). Bentuk wataknya dan tingkah laku sesuatu individu sajalah kita dapat mengambil kesimpulan tentang sesuatu pembawaan yang tentu ada pada individu itu.
Struktur Pembawaan
               Sifat-sifat pembawaan atau kesanggupan-kesanggupan yang termasuk dalam struktur pembawaan itu tidak semuanya dapat berkembang atau menunjukkan diri dalam perwujudannya.  Talent atau tersembunyi jadi tetap tinggal sebagai kemungkinan saja, yang tidak mewujudkan diri.
               Adapun yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat pembawaan itu sehingga menjadi wujud (actual ability) atau tetap tinggal terpendannya suatu sifat pembawaan (potensial ability), ialah faktor-faktor dari luar (umpamanya karena mendapat kesempatan atau latihan atau pengajaran yang cukup) maupun faktor-faktor dari dalam (umpamanya konstitusi badan yang demikian rupa sehingga tidak memungkinkan perkembangannya sifat-sifat pembawaannya itu).
c.       Pembawaan Dan Keturunan
Pembawaan ( yang dibawa si anak sejak lahirnya) adalah potensi-potensi yang aktif dan paasif, yang akan terus berkembang mencapai perwujudannya.
Jadi kesimpulannya ialah semua yang dibawa oleh si anak sejak lahir adalah diterima kerena kelahirannya dan marpakan factor pembawaan. Tetapi pembawaan itu tidaklah semuanya diperoleh karena keturunan. Sebaliknya, semuanya yang diperoleh karena keturunan adalah dapat dikatakan pembawaan, atau lebih tepat lagi pembawaan keturunan.      
d.      Pembawaan Dan Bakat
Sebenarnya kedua istilah itu pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama maksudnya, umumnya dalam buku-buku psikologi kita dapati kedua istilah itu sejajar, sama-sama dipakai untuk satu pengertian yaitu pembawaan (aanleg). Untuk menggantikan kata aanleg kedua istilah tersebut dapat digunakan sama-sama dengan maksud yang sama pula.
Titik berat perrbedaannya terletak pada luas pengertiannya yang satu mengandung pengertian yang lebih luas dari pada yang lain.
Beberapa Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan
beberapa macam pembawaan, antara lain:
·         Pembawaan Jenis
·         Pembawaan Ras
·         Pembawaan Jenis Kelamin
·         Pembawaan Perseorangan
Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain ialah :
·         Konstitusi tubuh
·         Cara bekerja alat-alat indra
·         Sifat-sifat ingat dan kesanggupan belajar
·         Tipe-tipe perhatian
·         Cara-cara berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
·         Tempo dan ritme perkembangan
Lingkungan (Enveronment)
Macam-macam lingkungan
·         Lingkungan alam/luar (external or physical enveronment)
·         Lingkungan dalam (internal enveronment)
·         Lingkungan sosial atau masyarakat (social envorment)
Bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan
            Menutrut Woorworth, cara-cara individu berhungan dengan lingkungan dapat di bedakan menjadi 4 macam, di antaranya :
·         Individu bertentangan dengan lingkunganya
·         Individu menggunakan lingkungannya
·         Individu beerpatisipasi dengan lingkungannya
·         Individu menyusaikan diri dengan lingkungannya
Sebernanya ke empat macam cara hubungan individu dengan lingkungannya itu kita dapat rangkum menjadi satu saja, yakni bahwa individu itu senantiasa berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam arti yang luas menyusuaikan diri itu berarti ;
·         Mengubah diri sesuain dengan keadaan lingkungan (penyesuain autoplastis)
·         Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) untuk menyesuaikan diri
BAB III
Mengapa Manusia Berinteraksi Dengan Dunia Luar
Tenaga-Tenaga Pendorong Pada Manusia
            Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar itu agar dapat berlangsung dan mengembangkan hidupnya. Daya-daya yang mendorong manusia dari dalam untuk melakukan perbuatan itu dusebut dorongan Nafsu (driften). Yang di maksud dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong maju yang memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa benda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.
  Dalam garis besarnya dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a)    Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
            Mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya.
b)    Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Dorongan ingin tau,melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju dan akin tinggi.
c)     Dorongan nafsu mempertahankan jenis
Manusia ataupun hewan secara sadar maupan tidak sadar,selalu menjaga agar jenisnya atau keturanannya tatap berkembang dan hidup.
Ada pula yang membagi dorongan nafsu itu mrnjadi empat macam ialah sebagai berikut :
a.      dorongan nafsu vital
            Daya pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai-nilai atau benda-benda yang perfaedah bagi organisme (jasad).
b.      dorongan nafsu egois
             nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada diri sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab. Hidup dorongan nafsu egois ini berhasrat mempertinggi aku, artinya tertuju kepada perkembangan dan kesempurnaan diri.
c.       dorongan nafsu social
hidup dorongan nafsu social, mendorong manusia berkumpul dan mengadakan kontak dengan manusia lain berupa persahabatan, perkawinan dan sebagainya yang memungkinkan hidup masyarakat.
d.      Dorongan Nafsu Super Social
Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk yang lain. Dorongan nafsu yang diarahkan oleh yang maha kuasa.
BAB IV
Pengertian Berfikir
Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang kita kehendaki.


Bahasa Dan Berfikir
Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena mempunyai bahasa, hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah seperti  bahasa yang dimiliki manusia. Bahasa hewan adalah bahasa instink yang tidak perlu dipelajari dan di ajarkan. Bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan di ajarkan.
Bahasa adalah alat yang terpenting bagi berfikir.  Tanpa bahasa manusia tidak dapat berfikir. Karena erat hubungannya antara bahasa dan berfikir itu, Plato pernah mengatakan dalam bukunya Sophistes “ berbicara itu berfikir yang keras ( terdengar ), dan berfikir itu adalah “ berbicara batin”.
Beberapa Macam Berfikir
·         berpikir induktif: ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus menuju ke umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai fenomena contoh sebagai penjelasan: seseorang ahli psikologi mengadakan pendidikan dengan observasi. Bayi A setelah dilahirkan segera menangis, bayi B juga begitu dan seterusnya.
·         Berpikir deduktif: ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori maupun prinsip atupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Contoh sebagai penjelasan: 1. manusia semua akan mati(kesimpulan umum) jamilah adalah manusia (kesimpulan khusus)jamilah akan mati(kesimpulan deduksi).
·         Berpikir analogis: ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan fenomena –fenomena yang biasa atau yang pernah di alami. Contoh: setiap hari kira-kira jam 11.00 udara di atas kota bogor keliatan berawan tebal dan tidak lama sesudah itu hujan lebat di sore hari.
BAB V
Intelijensi
Pengertian Intelijensi
Intelegensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri pada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat yang berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
Dari ungkapan-ungkapan yang di kemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa :
·         intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,perhatian, minat dan sebagainya turut mempengaruhi intelijensi seseorang).
·         Kita hanya dapat mengatahui intelegensi, dari tingkah laku atau perbuatanya yang tampak. Intelijensi hanyan dapat kita ketahui dengan cara tidak tidak langsung, melalui “kelakuan intelegesinya”.
·         Bagi suatu perbuatan intelegesi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja yang penting faktor-faktor dan pendidikan yang memang menjadi peranan.
·         Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
Ciri-Ciri Intelegensi
·         Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru yang bersangkutan
·         Perbuatan intelegensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis
·         Masalah yang dihadapi, harus mengandung tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan
·         Keterangan pemecahannya  harus dapat diterima oleh masyarakat
·         Dalam berbua tintelijensi sering kali menggunakan daya mengabstraksi
·         Perbuatan intelegensi bercirikan kecepatan
·         Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu jalannya pemecahan masalah yang sedang di hadapi
Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi Seseorang
1.      Pembawaan : pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan cirri yang dibwa sejak sejak lahir.
2.      Kematangan: tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap orang (fisik maupan psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
3.      Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri seseorang yang mempengaruhi intelijensi.
4.      Minat pembawaan yang khas: minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan pendorong bagi perbuatan itu.
5.      Kebebasan: kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut di atas. Intelejensi adalah faktor total keseluruhan pribadi yang turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.
Tes Intelegensi
Tes biner simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-5 tahun) pertanyaan –pertanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah, seperti:
§  mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
§  mengulang deretan angka-angka
§  memperbandingkan berat timbangan
§  menceritakan isi gambar-gambar
§  menyebutkan nama bermacam-macam warna
§  menyebut nama harga mata uang
BAB VI
Motivasi
Pengertian Motivasi
            Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.
Macam-Macam Motivasi
Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri yang di sebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar seseorang yang disebut ”motivasi ekstrinsik”
a.      Motivasi intrisik
Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu  sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu..
b.      Motivasi ekstrinsik
             Motivasi ekstrisik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.  Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar factor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena ingin mencapai tujuan yang terlatak di luar hal yang dipelajarinya misalnya, untuk mencapai angka tinggi,diploma,gelar,kehormatan,dan sebagainya.
Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
§  Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar.
§  Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
§  Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.




BAB VII
Belajar
Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
1.      Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan, anak umur 6 bulan otot-otot dan tulang-tulangnya masih lemah berat badan dan kekuarangan tenaganya. Bukan ada keseimbangan yang harmonis keberanian untuk mencoba-coba belum ada. Begitu juga mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3 sekolah dasar atau mengajarkan ilmu filsafat  kepada anak yang baru duduk di bangku SLTP.
Semua petumbuhan mentalnya belum matang menerima pelajaran itu mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya. Potensi-potensi jasmani dan rohani telah maang untuk itu.
2.      Kecerdasan
seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik dipengaruhi oleh kecerdasannya demikian pula hal dalam mempelajari mata pelajaran dan kecakapan-kecakapan lainya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa asing, tidak semua anak pandai memasak, jadi dalam belajar adalah kematangan, kecerdasan pun turut memegang peranan.  
3.      Latihan dan ulangan
Latihan dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Sehingga sering kali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya  kepada sesuatu itu dan makin besar pula perhatiannya, sehingga timbul hasrat mempelajarinya.
4.      Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang untuk bisa menjadi spesialis dalam bidang ilmu tertentu.


5.      Sifat-sifat pribadi seseorang.
Tiap-tiap orang mempunyai sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyak mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai.
6.      Keadaan keluarga
Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya dan adapula yang biasa-biasa saja, suasana dalam keluarga yang bermacam-macam itu turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar di alami dan dicapai oleh anak-anak.
7.      Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi, rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.
8.      Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat balajar anak.
9.      Motivasi sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekutarnya misalnya, tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu dan demi teman-teman sepermainan dan satu sekolah yang pada umumnya motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja dan mungkin tidak dengan sadar atau tiba-tiba.
10.  Lingkungan dan kesempatan.
Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik, bersekolah yang terbaik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak pula anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya.
BAB  VIII
Pengertian Minat, Sikap dan Kepribadian
Pengertian Minat
Secara  bahasa  minat  berarti  “kecenderungan  hati  yang  tinggi terhadap sesuatu.” Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Minat juga dapat diartikan sebagai  suatu tanda kematangan dan kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya bersifat subyektif karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau  tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang  atau tidak senang.
Pengertian Sikap
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu.
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan individu berperilaku dari hasil belajar sosial dari lingkungannya.





BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU
KELEBIHAN
·         Ketiga buku tersebut sangat menarik untuk dibaca karena memuat berbagai maca informasi yang berbeda-beda mengai psikologi pendidikan.
·         Ketiga buku tersbut sangat bermanfaat bagi guru/calon guru (mahasiswa) untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang psikologi pendidikan.
·         Ketika buku tersebut menjelaskan secara rinci dan detail setiap babnya sesuai dengan topik yang tertera didalam buku.
·         Ketiga buku ini sangat baik untuk dibaca terutama untuk jurusan psikologi dan untuk calon guru karena didalam buku tersebut bias membantu kita untuk mengetahui tumbuh dan berkembangnya peserta didik.
·         Ketiga buku tersebut memuat beberapa contoh –contoh yang jelas sehingga pembaca lebih mudah untuk mengerti.
·         Buku pembanding ( diktat ) terdapat beberapa gambar dan table sehingga memudahkan kita dalam membaca dan memahami.
·         Ketiga buku tersebut banyak memaparkan pendapat para ahli sehingga informasi yang dituangkan dalam buku tersebut dapat dipercaya.
·         Buku utama dan pembanding kedua memiliki cover yang bagus sehingga menarik kita untuk membacanya.
KELEMAHAN
·         Pada buku pembanding pertama cover yang digunakan tidak bagus.
·         Ketiga buku tersebut ada beberapa kalimat yang berbelit-belit da nada kata-kata asing yang sulit dipahami.
·         Sistematika pada buku diktat ada beberapa kata yang kurang seperti kata seseorang ditulis seserng dll.
·         Pada buku pembanding kedua sangat sedikit membahas mengenai psikologi belajar pada anak dan remaja.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
            Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. Hubungan antara teoritis dan praktis memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seharusnya berlandaskan pada teori pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan seharusnya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan.

SARAN
            Dalam penulisan makalah critical book report ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi. Penulis berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaannya penulisan dan penyusunan manakalah ini adalah ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau bahkan hikmah dari penulis, pembaca, dan bagi seluruh Universitas Negeri Medan. Sehingga teori-teori psikologi belajar bisa menjadi patokan dan dapat di aplikasikan ketika kita melakukan proses belajar mengajar kelak.





No comments:

Post a Comment

cjr psikologi pendidikan

Critical Jurnal Review “ Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar ”   ...